Tuesday, 16 December 2014

Indonesia Masih Subuh

Kata indonesia mempunyai seribu sejarah yang memang patut kita review kembali, berbagai rangkaian sejarah yang puncaknya terjadi di abad-19 dengan seribu sebutan bangsa lain dari mulai Nan-hai, Dwipantara, Jaza'ir al-Jawi, Nederlandsch-Indie hingga saat ini kita sebut Indonesia, dan pertanyaannya adalah siapa yang memberi nama Nusantara ini menjadi Indonesia, dan berapa orang yang tau akan filosofinya?

Aku teringat sebuah iklan Unilever di salah satu TV swasta, di dalam iklan tersebut seorang wanita yang masih muda memberikan sebuah gagasan tentang masa depan untuk sanitasi yang lebih baik,
pada para nelayan dengan suara yang keren kupikir, wanita tersebut berkata :
 " Tantangan terbesar kita adalah sifat Apatis " 

Monday, 24 November 2014

Haji dan Revolusi

SALAH SATU adegan paling dramatis dalam ritus haji adalah perang besar di Mina saat tarikh-sejarah menunjuk 10 Zulhijah. Seperti Kurusetra, Mina menjadi gelanggang revolusi bagi jutaan pahlawan-pahlawan tauhid untuk pemurnian tatanan masyarakat dari kekuatan tiga watak setan yang disimbolkan oleh tiga berhala dalam ritus jumrah.

Melempar jumrah adalah tindakan konkrit dan kolektif meruntuhkan tiga kekuasaan dalam tiga berhala yang saling berkait satu dengan lainnya. Berhala ula, wushta, dan uqba adalah perlambangan dari tiga watak kuasa yang selalu ada dalam imperium kekuasaan despotik manusia di mana pun di bumi ini.


Satu-satunya buku ihwal haji yang menafsir kehadiran tiga berhala ini dalam ritus “Perang Mina” adalah karya Ali Syariati yang diterjemahkan pertama kali oleh Penerbit Pustaka pada 1985 dari judul Hajj

Menurut cendekia dan barisan inisiator revolusi Iran tahun 70-an ini, berhala ula, wushta, dan uqba bukan berhala batu biasa yang di mana setiap manusia haji yang terpilih dipanggulkan tanggung jawab untuk melemparnya tepat pada bagian paling mematikan. Ketiganya bukan benda mati yang tiap tahun dibalur kapur putih. Ketiganya adalah memedi peradaban dan momok hiyong.

Wednesday, 16 July 2014

Kampus Tangan Besi

Mungkin masalah LDK yang ada disalah satu kampus swasta saya yang satu ini menjadikan saya ingin memasukannya dalam tulisan saya kali ini, terkadang saya selalu mengklaim bahwa ini bukan ranah birokrasi kampus tapi hanya tak jauh beda dengan sebuah sistem pendidikan sekolah menengah, bahkan hingga sering kali pertengkaran saya dengan beberapa kader pun tak terkendali.

Kampus atau perguruan tinggi adalah tempat berkumpulnya para komunitas intelektual. Bagian dari komunitas yang berkecimpung di  dunia pendidikan tinggi tersebut diantaranya adalah mahasiswa. Karena itu sudah sepatutnyalah jika interaksi sosial yang berlangsung di kampus senantiasa bernuansa ilmiah, kritis dan rasional.

Apa kata dunia, Jika di zaman sekarang, saat demokrasi dijunjung tinggi, dan kampus semestinya menjadi mercusuar dalam mengembangkan kehidupan berdemokrasi malah mempertontonkan praktik otoriter dan tiran?

Dikenal ada tiga tipologi kepemimpinan, dalam kasus ini di perguruan tinggi. Pertama, Kepemimpinan kampus Otoriter, kepemimpinan Apatis dan kepemimpinan kampus yang Demokratis. Berdasarkan tiga tipe kepemimpinan kampus ini kemudian mahasiswa dan manajemen kampus dapat menganalisa, masuk dalam kategori manakah kampusnya.

Friday, 11 July 2014

Syeikh Ahmad Yasin

Almarhum tidak cuma pantas dikenang kegigihannya dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah Israel. Ucapannya pun tak bisa dilupakan. Banyak di antara pernyatannya yang sangat menggugah. Aksi barbar dilakukan oleh Israel ba’da Shubuh hari Senin (22/3) lalu. Tiga rudal melesat dari sebuah helikopter, menghancurkan tubuh renta pimpinan spiritual Hamas, Syeikh Ahmad Yasin. Serangan itu adalah upaya kesekian kali untuk mengakhiri hidup figur kharismatik yang saban hari tak bisa lepas dari kursi roda itu. Tanggal 6 September 2003, rudal juga pernah ditembakkan ke arah Syeikh Yasin. Saat itu almarhum hanya luka tangan kanannya. Kita ikhlaskan Syeikh Ahmad Yasin menemui syahid. Insya Allah akan muncul Ahmad Yasin Ahmad Yasin berikutnya. “Hamas akan terus tumbuh, mengakar tidak saja di Palestina dan dunia Arab, bahkan di dunia,” ujarnya suatu saat. Kata-katanya yang menggugah akan terus dikenang para pejuang Islam. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Sesungguhnya aku, seorang tua yang lemah, tidak mampu memegang pena dan menyandang senjata dengan tanganku yang sudah mati (lumpuh). Aku bukan seorang penceramah yang lantang yang mampu menggemparkan semua tempat dengan suaraku (yang perlahan ini) Aku tidak mampu untuk kemana-mana tempat untuk memenuhi hajatku kecuali jika mereka menggerakkan (kursi roda)-ku Aku, yang sudah beruban putih dan berada di penghujung usia. 

Tuesday, 3 June 2014

Kedaulatan Islam

Salah satu ide yang amat berpengaruh di tengah-tengah masyarakat Islam saat ini adalah ide ‘Demokrasi’. Sedemikian sakralnya ide Demokrasi, sampai-sampai segala bentuk keburukan, kedzaliman senantiasa identik dengan istilah : ‘tidak demokratis’. Dan sebaliknya, seakan-akan setiap sesuatu yang ‘demokratis’ (menerapkan nilai-nilai demokratis) itu pasti baik. Demokrasi menjadi tolok ukur yang amat besar pengaruhnya dalam masyarakat, khususnya dalam aktivitas-aktivitas kemasyarakatan. Maka jika sesuatu itu dibumbui dengan kata ‘demokrasi’, jadilah ia istilah yang dapat diterima oleh masyarakat; bahkan terkesan ‘harus’ diterima oleh masyarakat.

Sehubungan dengan demokrasi ini pula, untuk mengejawantahkan nilai-nilai demokrasi, pemilihan anggota parlemen di suatu negeri, bahkan di negeri-negeri Muslim, menjadi wahana untuk memberikan kesempatan pada rakyat dan partisipasi, untuk merumuskan hukum dasar dan haluan negara (Terbit, 2 April 1996). Wahana ini –lanjut Munawir Syadzali– adalah wahana politik dari sistem demokrasi berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat. Dari sinilah kita paham bahwa salah satu ide paling mendasar dari isu ‘demokrasi’ adalah : ‘kedaulatan hanyalah milik rakyat semata’ . Wujud dari kedaulatan rakyat bisa dalam bentuk langusng maupun tak langsung. Yang jelas dalam hal ini rakyatlah pemilik kedaulatan tertinggi sekaligus pemilik kekuasaan.

Friday, 16 May 2014

Belajar peradaban Islam Di Eropa ( 99 cahaya di langit Eropa )

 Aku teringat kata sahabat Ali RA:
Wahai anakku! Dunia ini bagaikan samudra di mana banyak ciptaan ciptaan Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nahkoda perjalananmu; dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan.(Ali bin Abi Thalib RA)


(Aku mengucek-ucek mata. Lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus itu terlihat biasa saja. Jika sedikit lagi saja hidungku menyentuh permukaan lukisan, alarm di Museum Louvre akan berdering-dering. Aku menyerah. Aku tidak bisa menemukan apa yang aneh pada lukisan itu. "Percaya atau tidak, pinggiran hijab Bunda Maria itu bertahtakan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah, Hanum," ungkap Marion akhirnya.) 
**Hanum salsabiela

Saturday, 10 May 2014

Makna sebuah idealisme

 

Dan kamu bilang kamu telah cukup banyak mengajariku tentang idealisme 

Tentang kekuatan sebuah karakter untuk bertahan dalam situasi paling pelik sekalipun

Kupikir…

Mendengar kalian bicara di masa lalu itu
Tentang arti sebuah bangsa dan koar-koar makna kebangsaan
Sudah cukup membekaliku menghadapi rimba kehidupan di masa depan
Masih kuingat…


Teriak-teriak lantangmu di hadapan masa yang membajir peluh di bawah terik matahari
Menyuarakan tentang semangat untuk merubah bangsa ini
Yang kecintaamu kala itu dipersembahkan dalam makna sebuah orasi
Kukira…

Friday, 9 May 2014

Hidup Itu Tentang Fluktuasi

Apa yang kita rasa tentang kehidupan adalah semua warna yang tertuang didalamnya. Kadang ada pelangi yang melengkung indah, langit membiru, semilir angin yang melembut. Di kali yang lain, ada kelabu tergores, guntur bernyanyi dan angin yang berubah membadai. Tak ada manusia yang selamanya gagal dalam hidup, dan tak ada pula manusia yang selamanya sukses disetiap detik. Masing-masing kita memiliki qadar yang berbeda. 

Seperti sidik jari yang tak sama. Ada dia yang sukses dengan akademik, ada pula mereka yang sukses dengan perniagaan, ada yang mengambil bagian dalam perjuangan, ada yang mengabdikan diri untuk satu bidang dan masih banyak lagi segmen yang harus diisi. Maka, itulah hidup. Tugas kita bukan menggerutu, tapi kita bertugas menyusun langkah menikmatinya.

Pernah berdiri dibalik jendela? Entah dirumah, di kampus, di masjid, atau angkot sekalipun? Sesekali lemparkanlah pandang keluar jendela yang mungkin setiap hari engkau pandangi tanpa teliti. Mungkin dibaliknya ada cerita, cerita yang tak mampu engkau lukiskan dengan kata namun bermain dalam benakmu. Perhatikan mereka yang berlalu, pergi dan datang silih berganti. 

Saturday, 3 May 2014

Review Buku: Perempuan Suci (Qaisra Shahraz)

Tradisi kuno tentang Perempuan Suci atau Shahzadi Ibadat  memang tak banyak dikenal luas. Namun tradisi ini telah berhasil ‘memasung’ hak manusiawi perempuan di Pakistan, tepatnya di Sindu  selama turun temurun. Tradisi Perempuan suci yang salah kaprah  mengatasnamakan agama Islam untuk melarang perempuan menikah. Sang perempuan suci dalam tradisi ini disebutkan hanya boleh menikah dengan Alquran. Lalu mengabdikan hidup hanya untuk menjadi ulama yang menyebarkan agama Islam. Sebuah tradisi turun menurun yang mengatasnamakan Alquran dan Islam namun jelas-jelas bertentangan dengan keduanya.

Awalnya saya ragu apakah saya bisa menamatkan buku setebal 710 halaman ini tanpa rasa bosan di tengah-tengahnya. Ternyata saya keliru, buku ini justru menarik saya untuk membaca dan terus membaca hingga usai. Saya tak menyangka ternyata Shahzhadi ibadat, seorang perempuan suci yang digambarkan sebagai bentuk tradisi kuno masyarakat Chiragpur (di negeri Pakistan) merupakan rekaan penulis dan ia berhasil membuatnya seakan terasa nyata adanya. 

Tersesat Dalam Dunia Yang Kembali


Oleh : Yopie Kristiyanto

Terbang rasanya, obat tidur yang kuminum sejak rasa yang dulu mulai kembali, ya ku bilank ini obat tidur, ketika aku lupa bagaimana bahagia itu, mungkin sedikit mulai ku kenal lagi dengan rasa bahagia yang mungkin sesaat, entah dari mana awalnya dan sampai kapan berakhirnya, tubuhku selalu mulai terseok-seok di setiap malam, meski aku terkadang berfikir begitu tidak bergunanya semua ini, tp disini ku merasakan dunia tersesat kembali pada diriku, ketika dulu aku menjadi sosok yang banyak didengar orang-orang.

Harapan yang terbesar dalam brainku adalah ketika bahagia tanpa dinda, harapan sosok makhluk yang mulai datang satu-persatu dalam dunia ku, kuharap mereka pun bisa merasakan semua itu juga, bodoh dan pembodohan yang kini ada dalam analogi ku, entah kenapa aku mulai tersesat kembali dijalan kebahagian yang begitu singkat, dunia yang mulai membuktikan kekejamannya pada saya dan mereka, demi cinta kutulis semua ini dengan butiran lelah dan air mata yang tiba-tiba terjatuh di depanku.

Wednesday, 30 April 2014

Fajarku Menjemput May Day


Oleh : Yopie Kristiyanto


" Naikkan Upah Buruh.

Hapuskan Sistem Kerja Kontrak dan Outsourcing

Berikan Jaminan Kebebasan berserikat

Jadikan 1 Mei Sebagai hari Buruh dan Libur Nasional

Hentikan Perampasan Upah, Tanah, Kerja "

Kata ini yang sempat menarik perhatian banyak orang, ketika beberapa kelompok buruh di Indonesia yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) melakukan orasinya di jalan-jalan ibu kota 2 tahun yang lalu, ya hal itu wajar karena mereka merasa upah kerja mereka sebagai buruh tidak layak untuk memenuhi kehidupan konsumtif mereka.
Sama hal-nya dengan saya yang bisa dikategorikan saya adalah seorang buruh yang bekerja di perusahaan milik orang lain dengan segala tuntutan perusahaan dan berbagai aturan-aturan yang terkadang begitu sangat mengikat, yang seharusnya dihari ini saya mempuyai hak untuk tidak mengerujutkan jidat dan menahan rasa kantuk yang begitu agak menyiksa, karena di May Day hari ini justru malah lembur.

Nahkoda Peradaban


Oleh : Yopie Kristiyanto

    “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu   merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].

Setiap orang pasti ingin memiliki keluarga yang sakina dan menguasai dasar-dasar tsaqofah Islam melalui pengalaman hidup masing-masing, dan keluarga adalah Pondok Tarbiyah yang pertama bagi anak-anak nya kelak, ketika kita dapat memberikan sebuah keluarga yang memberikan ilmu tarbiyah pertama yang dapat mebina dan dapat melahirkan anak-anak yang berkualitas juga dan tangguh dalam memperjuangakan agama Islam ini.

Keluarga adalah tempat pertama di mana untuk menjaga kebiasaan, cinta, cita dan usaha yang akan membangun peradaban  dan semua itu pasti akan dibutuhkan nahkoda yang berkualitas lagi untuk menyonsong peradaban untuk proses pendewasaan anak-anak kita yang lebih baik, nahkoda yang tangguh pasti akan dapat menjalankan kapal dengan baik meskipun begitu besar badai yang akan dilalui.

LEMBAGA DAKWAH KAMPUS


JALAN PANJANG LDK

Pertanyaan KETUM LDK FOKAMM membuat saya teringat tentang kesalahan saya tidak pernah menjelaskan, disaat saya menjabat sebagai KETUM periode tahun kemaren yaitu tentang sejarah LDK baik secara kompleks atau ke otonom FOKAMM sendiri, ya bisa dikatakan memang saya juga tidak pernah mendapatkan itu semua dari generasi FOKAMM di atas saya, dan penasaran yang membuat saya ingin belajar sendiri tentang sebuah proses gerakan mahasiswa yang satu ini, dari pertanyaan akh Awan saya menyempatkan waktu untuk menuangkan dalam tulisan saya ini, perlu di ketahui LDK bukan lagi organisasi yang mengurusi kegiatan2 islam di kampus saja, tapi memang dari dulu LDK adalah sebagai gerakan mahasiswa islam, yang bergerak didalam dakwah islam.

Lembaga Dakwah Kampus atau LDK saat ini menjamur di setiap kampus di seluruh penjuru Tanah Air. Dengan nama yang beragam, lembaga tersebut menjadi organisasi intrakampus yang menjadikan dakwah Islam sebagai tujuan mereka. Masjid kampus yang selalu dijadikan markas besar mereka.

Sunday, 20 April 2014

Persatuan Islam Jamaludin Al-Afghani Dan Pemikirannya

     Satu buku kembali kulibas dengan sendu dan mata sayup akhirnya terlaksana juga, ya buku itu ilmu yg gratis memank tapi tetap butuh sebuah pengorbanan, yaaa.... bukunya sich cuma pinjam tp bacanya yang g,k bisa pinjam hehehe... ok mungkin t,k asing lagi dengan seorang pemikir anti-Imperalisme yang satu ini.

Jamaluddin al-afgani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam islam yang tempat tinggal dan aktifitasnya berpindah dari suatu Negara ke Negara yang lain. pengaruh terbesar di tinggalkannya di mesir dan oleh karena itu bukanlah tidak pada tempatnya kalau uraian mengenai pemikiran dan atifitasnya di masukkan ke dalam bagian tentang pembaharuan di mesir.

Jamaluddin lahir di afganistan pada tahun 1839 dan meninggal dunia di Istanbul tahum 1897. Ketika baru berusia 22 tahun ia telah menjadi pembantu bagi pengeran dost Muhammad khan di afganistan. Tahun 1864 ia menjadi penasehat Sher Ali Khan. Beberapa tahun kemudian ia di angkat oleh Muhammad ‘Azam Khan menjadi perdana menteri. Dalam pada itu inggris telah mulai mencampuri soal politik dalam negeri afganistan dan dalam pergolakkan yang terjadi al afgani memilih pihak yang melawan golongan yang di sokong inggris. Pihak pertama kalah dan Al Afgani merasa lebih aman meninggalkan tanah tempat kelahirannya dan pergi ke india di tahun 1869.

Saturday, 19 April 2014

Cerpenku Men-Caleg

Pemilu legislatif tahun ini pertama untuk si-sulung, ia beruntung setelah menerima KTP si sulung, di tahun yang sama, dia pertama kali menggunakan hal pilihnya, ada pertanyaan yang menggelitik yang di lontarkan kepada telinga saya ketika ia mulai memasuki tempat pemilihan .

" Bunda, aku harus pilih siapa ?
Yaa mungkin hal yang wajar karena baru kalinya dia berpartisipasi dalam pesta demokrasi di negri ini, yang lebih menggelitik lagi adalah untuk saya sendiri yang mungkin sudah berkali-kali memilih tapi sempat bingung, tidak tau harus menjawab apa

Saya teliti semua nama dan wajah calegnya, tapi tak satupun aku mengenal mereka, dan tidak ada satupun yang terlihat memiliki kontribusi yang nyata untuk masyarakat, setidaknya sebgai orang awam sama sekali tidak tau kontribusi sebagian besar mereka dan timbul sebuah pertanyaan di dalam hati saya, " apa yang membuat nama-nama caleg ini memberanikan diri untuk mencalonkan dirinya untuk berlomba menduduki kursi legislatif ?"
Ah,tapi saya harus tetap memilih .

Saturday, 12 April 2014

Islam dan Pancasila

Satu lagi diskusi dari kawan-kawan himpunan
Pasca-reformasi mendengar kata “Pancasila” serasa membawa kita pada era otoritarianisme Orde Baru. Tidak aneh sebenarnya karena memang pada masa itu “Pancasila” menjadi sebuah ‘kata sakti’ yang selalu didengung-dengungkan dan disebut dalam hampir semua kesempatan, terutama oleh para pejabat. Tidak hanya itu, dalam lapangan kehidupan berbangsa dan bernegara pun Pancasila menjadi satu-satunya asas yang tidak dapat diganggu gugat keabsahannya. Semua partai politik dan organisasi kemasyarakatan harus menjadikan Pancasila sebagai asasnya, tentu saja Pancasila di sini adalah Pancasila yang telah ditafsirkan sesuai selera penguasa.

Wednesday, 5 March 2014

Islam Sebagai Mabda' dan Peradaban


Bismillah
Alhamdulillah kali ini saya ingin sedikit menguraikan hasil dari ICES 2014 untuk AB 1 yang perdana, subahanallah begitu bahagia kembali dapat bertatap muka denga kader2 KAMMI yang begitu luar biasa dan tetep semangat meskipun di temeni dengan rintik hujan sebagai penyemangat dan karomah Allah, kali ini kita membahas sebuah tema yang sangat menarik juga dengan nara sumber salah satu penulis buku dan trainer yang luar biasa dan sekaligus ternyata Murabbi ane sendiri hehehe... akh Ardi Amshir ( Aan Zauqi ) 

dengan diiringi gema takbir telah membuka ICES perdana kami, yang menambah semangat kami dalam mengkaji ilmu-ilmu Islam untuk membentuk peradaban.

Saturday, 1 March 2014

Intelektual Frofetik


Rabu, 26 feb 2014
tepat di tanggal ini saya memulai kembali diskusi-diskusi dengan kawan di Ruang Diskusi NHIC UNS
meskipun di awali dengan penyakit yang sudah tak asing lagi untuk saya yaitu waktu ngaret hehehe

diskusi ini adalah sebagai grand opening ICES " Islamic Civilization Engineering School " atau dapat di artikan sekolah rekayasa perdaban islam, seneng rasanya bisa ketemu dengan kader" yang luar biasa dengan bahasa intelektualnya dengan basis filosofis juga nilai-nilai keislaman dengan gaya nasionalisme, juga tetep dengan dasar epstimologi paradigma gerakan KAMMI yang memang sebagai bahan acuhan atau dasar diskusi kami, diskusi mengangkat tema tentang INTELEKTUAL FROFETIK atau sering didefinisikan gaya pemikiran kenabian, yang sangat kuat dengan membahas pro kontra di dalamnya karena terdapat gerakan mensimulasikan naluri rasionalitas dan naluri wahyu.

At Tauhid wat Tawakal

(Hassa)

Hari ini saya selesai membaca buku At Tauhid wat Tawakal yang dibahas oleh Syekh Zuhair Syafiq al Kubbiy. Buku ini membahas mengenai pemikiran Imam Al Ghazali mengenai tawakal itu sendiri.
Menarik ketika Al Ghazali memaparkan mengenai bagaimana keyakinan itu didapatkan. Baginya, keimanan merupakan pembenaran, setiap pembenaran yang dilakukan oleh hati adalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam intensitas yang kuat itu akan menjadi keyakinan. Akan tetapi, gerbang keyakinan sangat banyak, maka disini Al Ghazali mengambil satu bentuk keyakinan yang diatasnya bisa dibangun konsep tawakal, yaitu: tauhid.

Tauhid merupakan sebuah konsep pokok yang akan menjadi ilmu pembuka rahasia transedental. Menurut Al Ghazali, ada empat strata dalam tauhid. Pertama, tauhid seorang manusia yang mengucapkan kalimah syahadat akan tetapi hatinya lalai dalam ucapan itu. Ini disebut munafik. Kedua, jika hatinya membenarkan arti dari perkataan tersebut sebagaimana yang dilakukan kaum muslimin pada umumnya. 

Akhirnya Jatuh Juga

Hemttt...
sekali lagi aku rindu pada sebuah kebebasan, aku yang biasanya ingin sekali membuat sebuah perubahan tapi yang di dapat hanya emosional yang terkadang tidak rasional, aku t,k bisa setegar itu, ketika harapan hanya sebuah mimpi kini ku coba untuk meluapkan pada tulisan2 ku yang mungkin sebenernya t,k berguna.

aku hanya ingin sebuah apresiasi tanpa batas tanpa sebuah hujatan dan kritik yang seharusnya memang tak pantas aku dengar aku ingin meluapkan semua intelektualku yang hanya sebesar biji kendongdong.
epstimologi yang kadang membuat saya bingung untuk apa semua dilakukan, aku rindu dengan sebuah kekesalan yang dulu dapat aku katakan di usiaku yang masih t,k mengenal apa itu dimensi peradaban

kesal sungguh kesal bahkan aku t,k mengerti seperti apa itu kejayan atau hanya kepuasan dan kembali lagi pada sebuah pengakuan diri tapi tidak , semua ini t,k pernah ada dalam fikiranku .

dan akhirnya mata ini selalu bisa mengeluarkan air kegelisahan jika harus berbicara tentang koletifitas sebuah pendidikan non formal yang mengkaji sebuah definisi ilmu pengetahuan yang subjektif atau obyektif
hanya sekedar mencoba untuk dapat di masukan nilai-nilai islam di dalamnya

tapi .... tapi... dan tapii ahh entahlah mungkin yopie adalah yopie dengan sikap idelisme dan egoisnya yang selalu dapat mudah untuk membuka sebuah embrio permasalahan dalam sebuah komunikasi tanpa arah
ya meskipun terkadang arahnya jelas tapi t,k beberapa lama hanya nihilisme yang di dapat
untuk sekali lagi aku bilank aku sangat bingung


Antara Eksistensi

Merabat luas orang-orang berlomba dalam sebuah keyakinan untuk dirinya, bersamaan dengan sebuah logo yang mereka ikuti, kami bingung pada sebuah pertanyaan dengan jawaban yang katanya mereka ini pejuang sebuah pergerakan untuk Rakyat.

Apakah setiap orang begitu membutuhkan pengakuan ? tanya ku pada seorang kawan.

mereka terbalut dalam generasi tanpa arah, apa yang sebenarnya mereka cari, awalku belum mengenal arti pengakuan, ku pikir sangat idealis tentang sebuah eksistensi diri mereka masing-masing.

tapi aku mencoba berfikir sejenak tentang sebuah kepuasan akan pengakuan sama sekali tidak abadi semuanya hanya akan terhitung dengan detik-detik waktu yang akan berhenti layaknya jam dinding yang telah habis baterainya.

hari ini saya berfikir bagaimana dapat mengerti jati diri, ketika sebuah perjuangan hanya di hargai dengan sebuah eksistensi atau pengakuan, tapi setidaknya kita bisa mencari tau diri masing-masing dengan sebuah akal atau emosional, yang sedang terjadi saat ini harapan pengakuan akan datang lebih lama
bersamaan dengan ideologi yang di punya, atau setidaknya kita dapat berkaca dari sebuah pengakuan tentang beragam kehidupan yang ada.

ya sekedar omong kosong saja, jika di tanya tujuannya dan siapa anda pasti juga
akan bingung jawabnya.

Friday, 14 February 2014

Seminar Keislaman Kholifah: Demokrasi dalam syariat Islam ( HASSA )

Pada 2 Februari 2014 kemarin, saya mengikuti seminar nasional bertema Demokrasi dalam Syariat Islam yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian dan Pendampingan Sosial Kholif@h di Ruang Sidang Gedung DPRD Kota Surakarta atas ajakan kakak saya di KAMMI.

Pembicara pertama, Bapak M.Dian Nafi, membahas mengenai bagaimana Islam memandang manusia, spirit dalam ajaran Islam untuk memperbaiki demokrasi, serta kemungkinan umat Islam menjadi pelopor dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Beliau menekankan pentingnya kebersamaan untuk membangun kebajikan bersama guna membangun peradaban sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw. Dengan kesadaran tersebut, ia berpendapat sudah sepatutnyalah manusia mau dan mampu menerima amanat dan ikut memperbaiki keadaan, bukannya malah menarik diri dari kehidupan komunalnya, termasuk peran sertanya dalam memperbaiki demokrasi.