Monday, 24 November 2014

Haji dan Revolusi

SALAH SATU adegan paling dramatis dalam ritus haji adalah perang besar di Mina saat tarikh-sejarah menunjuk 10 Zulhijah. Seperti Kurusetra, Mina menjadi gelanggang revolusi bagi jutaan pahlawan-pahlawan tauhid untuk pemurnian tatanan masyarakat dari kekuatan tiga watak setan yang disimbolkan oleh tiga berhala dalam ritus jumrah.

Melempar jumrah adalah tindakan konkrit dan kolektif meruntuhkan tiga kekuasaan dalam tiga berhala yang saling berkait satu dengan lainnya. Berhala ula, wushta, dan uqba adalah perlambangan dari tiga watak kuasa yang selalu ada dalam imperium kekuasaan despotik manusia di mana pun di bumi ini.


Satu-satunya buku ihwal haji yang menafsir kehadiran tiga berhala ini dalam ritus “Perang Mina” adalah karya Ali Syariati yang diterjemahkan pertama kali oleh Penerbit Pustaka pada 1985 dari judul Hajj

Menurut cendekia dan barisan inisiator revolusi Iran tahun 70-an ini, berhala ula, wushta, dan uqba bukan berhala batu biasa yang di mana setiap manusia haji yang terpilih dipanggulkan tanggung jawab untuk melemparnya tepat pada bagian paling mematikan. Ketiganya bukan benda mati yang tiap tahun dibalur kapur putih. Ketiganya adalah memedi peradaban dan momok hiyong.