JALAN PANJANG LDK
Pertanyaan KETUM LDK FOKAMM membuat saya teringat tentang kesalahan saya tidak pernah menjelaskan, disaat saya menjabat sebagai KETUM periode tahun kemaren yaitu tentang sejarah LDK baik secara kompleks atau ke otonom FOKAMM sendiri, ya bisa dikatakan memang saya juga tidak pernah mendapatkan itu semua dari generasi FOKAMM di atas saya, dan penasaran yang membuat saya ingin belajar sendiri tentang sebuah proses gerakan mahasiswa yang satu ini, dari pertanyaan akh Awan saya menyempatkan waktu untuk menuangkan dalam tulisan saya ini, perlu di ketahui LDK bukan lagi organisasi yang mengurusi kegiatan2 islam di kampus saja, tapi memang dari dulu LDK adalah sebagai gerakan mahasiswa islam, yang bergerak didalam dakwah islam.
Lembaga Dakwah Kampus atau LDK saat ini menjamur di setiap kampus di
seluruh penjuru Tanah Air. Dengan nama yang beragam, lembaga tersebut
menjadi organisasi intrakampus yang menjadikan dakwah Islam sebagai
tujuan mereka. Masjid kampus yang selalu dijadikan markas besar mereka.
Jika menelusuri sejarahnya, perjalanan terbentuknya LDK cukup panjang. Meski menyatakan fokus dalam hal dakwah, sebetulnya LDK lahir dari kegiatan politik. Berawal dari partai politik Islam Masyumi, LDK terbentuk dan terus berkembang hingga kini.
Sejarah Masyumi tentu amat panjang. Singkat cerita, partai ini mengalami kemunduran politik di era Presiden Soeharto. Apalagi, rezim Orde Baru ternyata tak mengizinkan Masyumi untuk hidup kembali. Masyumi yang telah lama retak kemudian benar-benar meredup.
Awal perpecahan di tubuh Masyumi sebenarnya telah terjadi ketika komposisi pemimpin partai didominasi para tokoh modernis dan reformis. Karakter mereka sangat berbeda dengan ulama tradisional yang kemudian hanya mendapat sedikit ruang kepemimpinan. Komposisi pengurus besar Masyumi banyak diisi oleh para intelektual modernis, di antaranya, Mohammad Natsir dan Mohammad Roem.
Setelah menghadapi kenyataan bahwa Masyumi telah runtuh, para tokoh jebolan Masyumi masih aktif dalam menyuarakan Islam. Hingga, kemudian mereka jenuh dengan dunia perpolitikan yang pasang surut. Bidang dakwah Islam mereka pilih untuk terus berkiprah membangun bangsa. Pada 1967, para pemimpin Masyumi menggelar pertemuan.
Pertemuan tersebut berusaha mencari tahu alasan-alasan dibalik lemahnya Islam dalam politik. Mereka pun menyimpulkan tiga hal, yakni partai Islam tidak cukup mendapat dukungan dari umat di negeri ini, para pemimpin Islam tidak memiliki visi dan misi bersama dalam perjuangan politik mereka, dan jumlah umat Muslim di Indonesia secara statistik memang besar, tetapi secara kualitatif kecil.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, pertemuan kemudian merekomendasikan pentingnya pendirian sebuah lembaga dakwah khusus yang berorientasi pada pelaksanaan dakwah Islam secara lebih luas dan komprehensif.
Lembaga tersebut kemudian diberi nama Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang resmi berdiri pada Mei 1967. Dewan pengurus pertama oraganisasi ini dipimpin oleh Mohammad Natsir dan HM Rasjidi serta didukung tokoh-tokoh terkemuka Masyumi dan ulama reformis-modernis.
Menurut Yudi Latif dalam Inteligensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Inteligensia Muslim Indonesia Abad ke-20, DDII kemudian memposisikan dirinya sebagai sumber utama dan agen konsultasi bagi dakwah Islam yang efektif di masyarakat modern.
Jika menelusuri sejarahnya, perjalanan terbentuknya LDK cukup panjang. Meski menyatakan fokus dalam hal dakwah, sebetulnya LDK lahir dari kegiatan politik. Berawal dari partai politik Islam Masyumi, LDK terbentuk dan terus berkembang hingga kini.
Sejarah Masyumi tentu amat panjang. Singkat cerita, partai ini mengalami kemunduran politik di era Presiden Soeharto. Apalagi, rezim Orde Baru ternyata tak mengizinkan Masyumi untuk hidup kembali. Masyumi yang telah lama retak kemudian benar-benar meredup.
Awal perpecahan di tubuh Masyumi sebenarnya telah terjadi ketika komposisi pemimpin partai didominasi para tokoh modernis dan reformis. Karakter mereka sangat berbeda dengan ulama tradisional yang kemudian hanya mendapat sedikit ruang kepemimpinan. Komposisi pengurus besar Masyumi banyak diisi oleh para intelektual modernis, di antaranya, Mohammad Natsir dan Mohammad Roem.
Setelah menghadapi kenyataan bahwa Masyumi telah runtuh, para tokoh jebolan Masyumi masih aktif dalam menyuarakan Islam. Hingga, kemudian mereka jenuh dengan dunia perpolitikan yang pasang surut. Bidang dakwah Islam mereka pilih untuk terus berkiprah membangun bangsa. Pada 1967, para pemimpin Masyumi menggelar pertemuan.
Pertemuan tersebut berusaha mencari tahu alasan-alasan dibalik lemahnya Islam dalam politik. Mereka pun menyimpulkan tiga hal, yakni partai Islam tidak cukup mendapat dukungan dari umat di negeri ini, para pemimpin Islam tidak memiliki visi dan misi bersama dalam perjuangan politik mereka, dan jumlah umat Muslim di Indonesia secara statistik memang besar, tetapi secara kualitatif kecil.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, pertemuan kemudian merekomendasikan pentingnya pendirian sebuah lembaga dakwah khusus yang berorientasi pada pelaksanaan dakwah Islam secara lebih luas dan komprehensif.
Lembaga tersebut kemudian diberi nama Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang resmi berdiri pada Mei 1967. Dewan pengurus pertama oraganisasi ini dipimpin oleh Mohammad Natsir dan HM Rasjidi serta didukung tokoh-tokoh terkemuka Masyumi dan ulama reformis-modernis.
Menurut Yudi Latif dalam Inteligensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Inteligensia Muslim Indonesia Abad ke-20, DDII kemudian memposisikan dirinya sebagai sumber utama dan agen konsultasi bagi dakwah Islam yang efektif di masyarakat modern.
Dari sejarah di atas mempengaruhi banyak sekali mahasiswa2 muslim untuk melakukan sebuah forum atau berkumpul di masjid-masjid kampus, hingga mereka melakukan sebuah regenerasi dan kegiatan didalamnya hingga .Makin
maraknya kegiatan dakwah saat itu, mendorong aktivis2 Islam untuk melembagakan gerakan dakwah kampus tersebut menjadi UKM yg resmi, lalu muncullah LDK (Lembaga Dakwah Kampus)
Tak lama setelah berdiri, LDK mulai menjalin jejaring dg berbagai gerakan dakwah di kampus2 lain jejaring aktivis LDK tersebut kemudian menggelar Sarasehan LDK di UGM yang kemudian melahirkanFSLDK (Forum Sillaturahim Lembaga Dakwah Kampus) Kemudian pada tahun 1998, beberapa tokoh FSLDK mendeklarasikan terbentuknya KAMMI pada momen FSLDKN ke-10 di
Malang, hingga kini, LDK pertumbuhannya sudah sangat pesat di Indonesia. Terdata ada kurang lebih 800 LDK yg ada di Indonesia
Maka dari itu tidak bisa dikatakan LDK adalah organisasi independent, meskipun mereka bergerak atau beekrja di setiap kampus masing.
FSLDK
FSLDK kependekan
dari Forum Silaturrahim (bukan silaturrahmi, sesuai hasil FSLDKN XIII)
Lembaga Dakwah Kampus. Berbicara mengenai definisi FSLDK, kita akan
mendapati dua persepsi berbeda. Persepsi pertama, kita memahami FSLDK
sebagai jaringan. Sedangkan persepsi kedua, FSLDK adalah musyawarah
nasional/daerah yang diadakan secara rutin. Sebenarnya, subjek dan
objek kedua pengertian tadi sama, yaitu LDK. Akan tetapi perlu
dipertegas lagi perbedaannya untuk mencegah ambiguitas.
Persepsi pertama, FSLDK adalah jaringan yang beranggotakan LDK-LDK
(bukan orang per orang) se-Indonesia. Sifat keanggotaan FSLDK cukup
terbuka, artinya setiap LDK berhak bergabung dengan FSLDK. Hal ini
dikarenakan salah satu visi FSLDK adalah mengoptimalkan akselerasi
da’wah kampus nasional. Jaringan FSLDK sudah tersebar luas di seluruh
Nusantara. Mulai dari ujung Sumatra hingga Papua.
Hingga saat ini agenda FSLDK semakin beragam, seperti pendampingan
LDK, training manajemen LDK, Simposium Internasional Palestina,
penyikapan isu bencana, dan sebagainya. Jika dirangkum, program FSLDK
secara garis besar ada dua yaitu ke-LDK-an dan penyikapan isu.
Salah satu contoh program ke-LDK-an adalah pendampingan LDK. Kegiatan
lain yang pernah dilakukan adalah penyikapan isu seperti RUU APP dan
Palestina.
Persepsi kedua, FSLDK adalah musyawarah akbar. Di tingkat nasional,
kita mengenal istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional
(FSLDKN). FSLDKN yang terakhir diselenggarakan di Universitas Lampung
pada tahun 2007 Sedangkan di tingkat daerah, ada juga istilah Forum
Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Daerah (FSLDKD).
FUNGSI FSLDK
Fungsi FSLDK pada awal berdirinya adalah sebagai sarana sharing atau diskusi seputar LDK masing-masing. Kemudian fungsinya berkembang seiring bertambahnya usia forum tersebut.
Sebagaimana yang disebutkan pada pembahasan sebelumnya, agenda pokok
FSLDK meliputi dua hal yaitu ke-LDK-an dan penyikapan isu. Dari dua
hal tersebut, fungsi FSLDK dapat diturunkan menjadi sebagai berikut:
- Sarana perwujudan akselerasi da’wah kampus nasional
- Sarana silaturahim, belajar, dan berbagi pengalaman antarpengurus LDK
- Wadah untuk mewujudkan peran aktif LDK dalam menyikapi permasalahan keummatan
SEJARAH SINGKAT
AWAL BERDIRI
Kondisi obyektif kampus yang berbeda-beda memaksa masing-masing
lembaga dakwah kampus selama ini berkembang dengan pola
sendiri-sendiri, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Di
samping itu, banyaknya persoalan dakwah di dalam kampus menyebabkan
LDK juga lebih mengarahkan perhatiannya ke dalam kampusnya
masing-masing, dan kurang memberikan perhatian pada kebersaman gerak
dakwah.
Keadaan ini berakibat melemahnya kekuatan gerak dakwah secara
global. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu jalinan koordinasi yang
baik di antara lembaga dakwah kampus yang ada demi terciptanya
kekuatan gerak dakwah yang terpadu, kokoh, laksana satu bangunan yang
saling menguatkan.
Forum Silaturahhim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN) merupakan
salah satu bentuk koordinasi dakwah yang berfungsi sebagai sarana bagi
terciptanya gerak dakwah yang teratur, terpadu, dan kompak tadi menuju
ummatam wahidah. Cikal bakal lahirnya FSLDKN adalah acara yang bernama
Saresehan LDK yang diadakan pada tanggal 14-15 Ramadhan 1406 atau 24-25 Mei 1986 oleh Jamaah Shalahuddin UGM, bertempat di UGM, Yogyakarta .
JARINGAN KOMUNIKASI
Perlu ditekankan bahwa skema di atas bukanlah berupa struktur organisasi, melainkan alur koordinasi dan informasi.
- Pusat Komunikasi Nasional (Puskomnas) adalah koordinator jaringan FSLDK pada tingkat nasional. Puskomnas dijabat oleh lembaga (LDK) bukan perorangan dan dipilih pada saat FSLDK Nasional. Masa jabatannya dua tahun sesuai dengan waktu penyelenggaraan FSLDK Nasional. Sedangkan koordinator Puskomnas dipilih oleh lembaga yang bersangkutan sesuai kondisi lembaga tersebut dan dapat diganti bila keadaan di internal LDK memaksa. Saat ini Universitas Airlangga Surabaya diamanahkan sebagai Puskomnas, dengan Adistiar Prayoga sebagai koordinatornya.
- Pusat Komunikasi Daerah (Puskomda) adalah koordinator jaringan FSLDK di tingkat daerah sekaligus pengeksekusi agenda-agenda nasional di daerahnya. Daerah kerja Puskomda bukan dibagi berdasarkan provinsi. Sehingga bisa jadi sebuah provinsi memiliki lebih dari satu Puskomda. Atau sebaliknya, satu Puskomda menangani lebih dari satu provinsi. Sama halnya dengan Puskomnas, Puskomda juga dijabat oleh lembaga, bukan perorangan. Sedangkan yang menentukan koordinator Puskomda adalah LDK yang bersangkutan.
- LDK adalah unit terkecil dari jaringan LDK. Posisinya di jaringan FSLDK adalah sebagai objek sekaligus subjek.
Skema di atas merupakan alur koordinasi secara garis besar. Pada
prakteknya di lapangan, alur tersebut tidak benar-benar
direalisasikan karena beberapa hal. Misalnya, karena jumlah Puskomda
cukup banyak (27 LDK) dan tersebar luas, Puskomnas tidak bisa
menjangkau seluruhnya. Untuk itu diperlukanlah sebuah badan yang
berfungsi sebagai perpanjangan tangan Puskomnas di daerah-daerah.
Maka dibentuklah Badan Pekerja Puskomnas (BP-Nas).
Tugasnya mengontrol kinerja Puskomda dan menyampaikan informasi dari
Puskomnas ke Puskomda. BP merupakan bagian dari Puskomnas sehingga
tidak dicantumkan pada skema di atas.
Dalam menjalankan tugasnya ataupun menyusun agendanya, Puskomnas
ternyata tidak bisa berjalan sendiri. Maka dibentuklah badan-badan lain
dengan nama BP Khusus.
Selain BP, dalam jaringan FSLDK dikenal juga istilah OC dan SC
(Steering Committee) FSLDK Nasional. OC adalah pelaksana teknis
sekaligus tuan rumah FSLDKN. Sedangkan SC adalah pendamping OC dalam
menjalankan tugas dalam hal pengkonsepan acara, dana, humas, dan
jejaring.
KAMMI
Saya kira menunggu waktu yang tepat dan kondisional dengan kondisi kader dulu njeh hehehe
--------> next time
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Munkin begitu banyak dan panjang sejarah gerakan mahasiswa yang satu ini, ya belum semuanya tersampaikan dengan kompleks tetapi ane yakin antum semua sudah paham dan mengerti kenapa harus ada LDK dan kenapa harus ada FOKAMM di STMIK duta bangsa hehehe.
Sebenarnya struktur dakwah kita begitu sangat rapi dan setidaknya kita cukup untuk membangun indonesia lebih baik dengan syi'ar Islam kita dan peradaban yg lebih baik tentuntya.
(do'a kita bersama Amin Rabb)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SEJARAH LDK FOKAMM
Setelah kita mengenal LDK secara garis besar atau lingkup nasional kita akan kerucutkan ke ranah otonom untuk sejarah LDK FOKAMM, mungkin sudah ada di ADART meskipun tidak komplek bingit ,yang jelas bukan perjuangan yang ringan juga untuk dapat membangun LDK, butuh begitu banyak tenaga dan pengorbanan yang tidak sedikit, ketika kita harus mendirikan sebuah gerakan mahasiswa di lingkup sebuah kampus swasta, yang memang didalamnya hanya terdapat beberapa persen saja kita mengenal ISLAM itu pun hanya di semester I .
Dan memang bukan sebuah Universitas dengan banyak fakultas dan terdapat SKI ( LDK induk ) yang dapat memberikan sebuah jaringan atau integritas yang optimal, dan bukan kampus ISLAM yang banyak mengkaji ilmu2 tarbiyah di dalamnya.
Ya itu munkin sedikit bisa menjawab pertanyaan
Kenapa Harus Ada LDK di STMIK ???
Untuk sejarah FOKAMM sendiri mungkin saya juga tidak begitu optimal mengenal dengan detail, tapi saat saya menjabat menjadi Bid.Kaderisasai saya pernah bertanya-tanya pada akhi2 senior, tentang proses FOKAMM sampai saat ini.
FOKAMM sendiri berdiri pada 02 Februari 2008 | 25 Muharam 1429 H dengan pendirinya adalah Bp.Arif Setiawan selaku Bidang Kemahasiswaan dan juga gagasan dari salah satu mahasiswa atas nama Akh Irhas Sholih yang sekaligus dijadikan sebagai KETUM pertama LDK FOKAMM di tahun 2008, berkat 2 pelopor aktivis ISLAM tersebut FOKAMM resmi berdiri, dengan memegang SK dr kampus yang ditanda tangani langsung oleh Bp.Drs.H Singgih Purnomo, dan di hari itu resmi LDK FOKAMM legal berdiri dan menjadi organisasi ISLAM pertama di kampus, yang dulunya masih bergabung dengan APIKES Citra Medika, dengan kurang lebih 20 kader aktif dan non aktif.
Dari situlah perjuangan FOKAMM di mulai, dengan menjunjung tinggi asas ISLAM dan berorientasi pada pembinaan massa dan kader, yang berlandasakan Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas demi menciptakan kondisi kampus lebih ISLAMI, dan memegang teguh sya'ri ISLAM, FOKAMM sendiri bersifat non independensi sifat-sifatnya meliputi :
- Persaudaraan, artinya senantiasa berusaha mewujudkan dan menjaga semangat ukhuwah islamiyah dalam setiap aktifitasnya.
- Moralis, artinya senantiasa menjunjung tinggi akhlak islami dalam setiap aktifitasnya.
- Cendekia, artinya menjadikan ilmu pengetahuan sebagai panduan dalam aktivitasnya.
- Mandiri, artinya sebagai unit kegiatan mahasiswa berhak menentukan arah kebijaksanaannya tanpa dipengaruhi organisasi manapun.
- Terhayatinya nilai-nilai Islam di lingkungan STMIKDB Surakarta.
- Terbinanya ukhuwah islamiyah di lingkungan STMIKDB Surakarta menuju kesatuan umat.
- Terciptanya profesionalitas dan intelektualitas yang islami di kalangan pengurus dan anggota.
- Menjadikan kampus sebagai pendukung da'wah Islam.
Untuk konstitusi yang lain dan administrasi LDK FOKAMM dapat di baca di BPOF dan ADART.
Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya tulis dan jelaskan melalui blog saya ini, tetapi berhubung masih banyak tugas yang perlu dilakukan munkin sementara ini dulu saja hehehe
Jika kurang jelas mengenai sejarah LDK baik lingkup NASIONAL maupun LOKAL, mungkin dapat saya jelaskan langsung pada saat pertemuan dengan BPOF, khususnya tentang SEJARAH-KONSTITUSI dan MISSION, dan banyak lagi yang perlu pengkajian lebih efektif dan rutin di lakukan, seperti refrensinya Amien Rais, Muhammad Imaduddin, dan ada juga tokoh masyumi, maaf mungkin saya sedikit menjelaskan tentang masyumi diatas dan mungkin rawan dengan kritisi, saya harap ikhwah dapat mengembangkan sendiri dan belajar sendiri masih banyak lagi tentang sejarah LDK, tentang SDI di solo juga sangat berpengaruh.
ini ada beberapa materi dan buku mengenai sejarah LDK
silahkan dapat didownload dibawah
ini ada beberapa materi dan buku mengenai sejarah LDK
silahkan dapat didownload dibawah
SEJARAH LDK.PPT
RISALAH MANAJEMEN DAKWAH KAMPUS | Gamais ITB
ada juga yang seneng baca sirah-nabawiyah-said-ramadhan-al-buti
Salam Dakwah
dan Terus Semangat Ikhwah :)
No comments:
Post a Comment