Mengeja berjuta kata dusta, seakan mutlak punya segala kuasa
Kau sulam benang emas, hingga putus dalam sebuah cerita tanpa paras
Ku sambung air mata hati dengan pena diksi, yang terus terurai kata tak terbaca. desir ombak perbatasan sumatra mengantar kepergiaanku
Entah sudah berapa jendela kaca bus yang terlukis dalam embun perjalanan untuk tepi kesabaran dan keikhlasan
Dan hingga saat dimana jasadku terlampau jauh hingga lupa jalan untuk kembali
Maka ingatkan dalam mimpi dan bait do,a mu dari sabda yang kau percaya.
-Riau, 22 Feb 2019-
No comments:
Post a Comment