Monday, 29 February 2016

Dari Diskusi, Ngaji, Hingga Calon Istri


Bukan sekedar makna sosial, bukan sekedar emosional, 
dan bukan sekedar pemikiran rasional
akan lebih banyak lagi definisi tentang cinta, 
bisa menjadi sebuah musibah atau akan menjadi muhibbah ?

Sekitar bulan september disebuah tempat camp yang agak jauh dari beradaban dan pertarungan manusia untuk sebuah kemapanan diri, dengan tujuan untuk meninggalkan sejenak kehidupan yang penuh dengan keramaian dan kepentingan duniawi, sejenak saya hanya ingin menjadi manusia sufi yang tidak peduli dengan status yang memenjarakan manusia untuk bisa meraih kemerdekaannya terhadap dirinya dan fitrah. Alam selalu membuat diriku tertarik dan sampai kapanpun alam akan membuat sebuah tempat selalu berbeda, dan alam yang akan mengajarkan banyak hal untuk manusia, terlebih masalah katuhid'an, dan alam yang akan memberi kehidupan yang lebih untuk menghidupkan akan tata nilai dalam mengatur pola kehidupan, meskipun kata Ali Syariati alam juga termasuk penjara manusia.

Kupikir ini hanya camp biasa yang bernuansa seperti biasa, karena dari awal tujuan saya hanya ingin menghilangkan kepenatan dari rutinitasku, tapi ternyata berbeda dari perkiraan, di depan api unggun dan secangkir kopi yang menemani kita, kembali idealisku harus terkuak, dengan sebuah diskusi yang sebenarnya tidak perlu didiskusikan, karena materi ini sudah cukup lama terbahas, hanya saja ada bangsa hawa yang membuatku cukup agak emosi, dengan sikap ngeyelnya, awalnya saya beranggapan dirimu fundamental, tapi saya salah, mungkin karena itu yang membuat idealisku harus terkuak kembali, ahhhh sikap rasionalitasmu dengan gaya yang agak nyebeli, ternyata membuat saya tertarik untuk berdiskusi lebih jauh.