Tuesday, 27 January 2015

Imajinasi

"Imajinasiku Nyerpen" 

Teruntuk kamu yang terukir di hatiku. Di palung jiwa tak berbatas, dasar, tanpa tepi, tanpa dinding. Berjuta rasa selalu memancing rinduku, selalu bertambah, mengisi dan mengalir begitu saja. Yang kutahu, sepercik rasa itu berawal dari parit yang selalu berharap dapat mengalir ke samudra. 
Hingga akhirnya, dapat kutemukan bebas mengisi palung hati bersama lisan yang basah akan basmalah, hamdalah dan tasbih atas setiamu mengiringiku dalam bayang semu. Aku yang lelah, memintamu duduk, menatapku dan mendengarkanku. Engkau yang indah dengan berlembar-lembar wajah berwarnamu yang selalu memancing rinduku. Entahlah, apakah setelah padaNya, aku berlari padamu. Atau sembari berkeluh padamu, aku sedang bicara padaNya.
Terimakasih telah bersedia untuk mengenaliku, meski di malam suram, fajar kelam, pagi yang gigil, siang yang terik dan senja temaram.  Mungkin palung itu telah penuh oleh perasaan yang aku tak yakin bisa menggapainya bersama waktu. Jikalau samudera itu luas, disana akan terlihat betapa tulusnya cinta, harapan dan keberanian. Menjadi nelayan dan mengayuh bersama kuatnya dayung kehidupan disertai hantaman ombak akan selau menghempaskan perahu cintaku. Perahu cintaku yang semakin kelabu.

Monday, 12 January 2015

Spirit Kaderisasi

Jarena Pemimpin yang baik bukan dilihat dari seberapa banyak pengikutnya juga bukan seberapa lama dia memimpin, tapi dilihat dari seberapa banyak dia dapat menciptakan embrio-embrio pemimpin yang baru.

Kaderisasi adalah hal yang sangat vital didalam sebuah organisasi, apalagi sistem pengkaderan sebagai fungsi dalam organ tersebut, maka dapat dipastikan teknik kaderisasi adalah jantung dari organisasi karena hal tersebut yang akan menentukan era kepimimpinan selanjutnya.

Banyak hal yang mungkin dapat dilakukan untuk mencapai fungsi pengkaderan, intepretasi kader inti sangat diperlukan di sini, karena pandangan dari kader inti akan menunjang dan membaut esensi sistem yang akan dibuat nantinya dan hal itu perlu adanya persamaan dealektika formal antar kader, sehingga tujuan yang diinginkan akan tercapai.

Ada beberapa pola pengkaderan yang akan saya tuliskan disini dan insyaallah pola ini pernah saya implementasikan pada saat saya menjabat sebagai bid. Kaderisasi lalu :

Sunday, 11 January 2015

Intelektual Spiritual dan Sosial Sebagai Gaya Mahasiswa

 Permasalahan dialektika saya tadi malam dengan salah satu mahasiswa suatu organ internal, yang menemukan kesulitan untuk menuai dan menguraikan permasalahn yang ada untuk menjadi tujuan dan fungsi dari sebuah organisasi, kembali ingin rasanya untuk saya tulis, mungkin sudah menjadi masalah yang cukup lama dan sudah jadi bagian kultur, tapi tidak ada salahnya jika saya ingin mencoba membaut esensi itu kembali.

Mahasiswa mempunyai peranan majemuk. Di salah satu sisi, ia harus berupaya menjadi pribadi yang sukses. Di sisi yang lain, ia adalah mahluk sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain. Untuk menjadi pribadi yang sukses maka ia harus belajar mencapai target-target pribadi, misalnya lulus tepat waktu, lulus dengan IP yang cukup, mempunyai ketrampilan dan keahlian di bidangnya, serta memiliki keseimbangan kecerdasan di semua aspek baik intelektual, emosional maupun spiritual. Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang bersifat matematis, analitis, terstruktur. Kecerdasan emosional berarti kemampuan untuk mengendalikan diri (emosi) ketika berinteraksi dengan orang lain/ ketika menyikapi suatu kejadian serta kemampuan untuk berpikir lateral (kreatif). Sedangkan kecerdasan spiritual mengandung makna tentang penghayatan dan pemahaman yang mendalam tentang hakekat hidup, kebahagiaan dan keberhasilan sejati.