Monday 29 February 2016

Dari Diskusi, Ngaji, Hingga Calon Istri


Bukan sekedar makna sosial, bukan sekedar emosional, 
dan bukan sekedar pemikiran rasional
akan lebih banyak lagi definisi tentang cinta, 
bisa menjadi sebuah musibah atau akan menjadi muhibbah ?

Sekitar bulan september disebuah tempat camp yang agak jauh dari beradaban dan pertarungan manusia untuk sebuah kemapanan diri, dengan tujuan untuk meninggalkan sejenak kehidupan yang penuh dengan keramaian dan kepentingan duniawi, sejenak saya hanya ingin menjadi manusia sufi yang tidak peduli dengan status yang memenjarakan manusia untuk bisa meraih kemerdekaannya terhadap dirinya dan fitrah. Alam selalu membuat diriku tertarik dan sampai kapanpun alam akan membuat sebuah tempat selalu berbeda, dan alam yang akan mengajarkan banyak hal untuk manusia, terlebih masalah katuhid'an, dan alam yang akan memberi kehidupan yang lebih untuk menghidupkan akan tata nilai dalam mengatur pola kehidupan, meskipun kata Ali Syariati alam juga termasuk penjara manusia.

Kupikir ini hanya camp biasa yang bernuansa seperti biasa, karena dari awal tujuan saya hanya ingin menghilangkan kepenatan dari rutinitasku, tapi ternyata berbeda dari perkiraan, di depan api unggun dan secangkir kopi yang menemani kita, kembali idealisku harus terkuak, dengan sebuah diskusi yang sebenarnya tidak perlu didiskusikan, karena materi ini sudah cukup lama terbahas, hanya saja ada bangsa hawa yang membuatku cukup agak emosi, dengan sikap ngeyelnya, awalnya saya beranggapan dirimu fundamental, tapi saya salah, mungkin karena itu yang membuat idealisku harus terkuak kembali, ahhhh sikap rasionalitasmu dengan gaya yang agak nyebeli, ternyata membuat saya tertarik untuk berdiskusi lebih jauh.

Friday 22 January 2016

ESENSI AJARAN ISLAM TENTANG KHALIFAH FIIL ARDH DALAM SOSIAL BERMASYARAKAT " Makalah LK II "

Manusia memiliki keistimewaan dibanding dengan makhluk lainnya. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna (lihat surat at-Tiin). Meskipun demikian, manusia berpotensi (berpeluang) untuk menjadi makhluk paling mulia atau paling hina. Hanya orang yang beriman dan beramal shalih yang akan menjadi makhluk mulia di sisi Allah.

Potensi inilah yang menjadikan manusia sangat disayang oleh Allah. Di antara bukti kasih sayang-Nya adalah penciptaan alam semesta ini. Alam sengaja diciptakan oleh Allah dengan penuh keseimbangan dan keteraturan, bukan tercipta secara kebetulan. Penciptaan alam ini terkait dengan kepentingan manusia sebagai khalifah fil ardh (pemakmur di muka bumi ini), karenanya alam diciptakan dalam pola-pola tertentu yang teratur agar manusia dapat dengan mudah memahami alam dan memanfaatkannya.

Manusia, sebagai makhluk Allah Swt, memiliki sifat fitrah (kesucian) dan hanif (cenderungan kepada kebenaran). Hal ini ditegaskan dengan ikrar kesaksian pada ketauhidan (QS al-A'raf: 172). Manusia ketika masih di alam arwah telah berjanji akan senantiasa beriman kepada Allah. Namun Allah tidak membiarkan manusia berkata seperti itu begitu saja. Allah akan menguji kebenaran janji mereka. Ujian keimanan itu adalah menjadi makhluk penghuni bumi. Lantas Allah juga membekali manusia dengan hati, akal, dan nafsu untuk menjalankan misi khalifah tersebut. Sisi keunggulan inilah yang menempatkan manusia layak menerima amanat “khalifah Allah Swt di muka bumi ini”.