Saturday 3 May 2014

Review Buku: Perempuan Suci (Qaisra Shahraz)

Tradisi kuno tentang Perempuan Suci atau Shahzadi Ibadat  memang tak banyak dikenal luas. Namun tradisi ini telah berhasil ‘memasung’ hak manusiawi perempuan di Pakistan, tepatnya di Sindu  selama turun temurun. Tradisi Perempuan suci yang salah kaprah  mengatasnamakan agama Islam untuk melarang perempuan menikah. Sang perempuan suci dalam tradisi ini disebutkan hanya boleh menikah dengan Alquran. Lalu mengabdikan hidup hanya untuk menjadi ulama yang menyebarkan agama Islam. Sebuah tradisi turun menurun yang mengatasnamakan Alquran dan Islam namun jelas-jelas bertentangan dengan keduanya.

Awalnya saya ragu apakah saya bisa menamatkan buku setebal 710 halaman ini tanpa rasa bosan di tengah-tengahnya. Ternyata saya keliru, buku ini justru menarik saya untuk membaca dan terus membaca hingga usai. Saya tak menyangka ternyata Shahzhadi ibadat, seorang perempuan suci yang digambarkan sebagai bentuk tradisi kuno masyarakat Chiragpur (di negeri Pakistan) merupakan rekaan penulis dan ia berhasil membuatnya seakan terasa nyata adanya. 

Tersesat Dalam Dunia Yang Kembali


Oleh : Yopie Kristiyanto

Terbang rasanya, obat tidur yang kuminum sejak rasa yang dulu mulai kembali, ya ku bilank ini obat tidur, ketika aku lupa bagaimana bahagia itu, mungkin sedikit mulai ku kenal lagi dengan rasa bahagia yang mungkin sesaat, entah dari mana awalnya dan sampai kapan berakhirnya, tubuhku selalu mulai terseok-seok di setiap malam, meski aku terkadang berfikir begitu tidak bergunanya semua ini, tp disini ku merasakan dunia tersesat kembali pada diriku, ketika dulu aku menjadi sosok yang banyak didengar orang-orang.

Harapan yang terbesar dalam brainku adalah ketika bahagia tanpa dinda, harapan sosok makhluk yang mulai datang satu-persatu dalam dunia ku, kuharap mereka pun bisa merasakan semua itu juga, bodoh dan pembodohan yang kini ada dalam analogi ku, entah kenapa aku mulai tersesat kembali dijalan kebahagian yang begitu singkat, dunia yang mulai membuktikan kekejamannya pada saya dan mereka, demi cinta kutulis semua ini dengan butiran lelah dan air mata yang tiba-tiba terjatuh di depanku.